Langsung ke konten utama

Laut Tak Mati

Ingatlah kalian akan gelombang
Tinggi bagai sebuah gunung
Yang menerjang batu karang
Lalu pergi kemudian menghilang

Ingatlah kalian akan ombak
Menghantam negeri tercinta
Sebagai bukti pembalasan Tuhan
Atas segala hancurnya tindak

Bukankan Tuhan sedang mengajar
Akan arti dari sebuah kesabaran
Melalui laut dengan asinnya
Untuk kaum yang berpaling dari-Nya

Ingatlah kalian akan lautan
Yang dapat memberi nikmat
Pun dapat menghancurkan
Karena laut tak akan mati kepada-Nya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepucuk Surat Untuk Membela Indonesia di Tahun 2018 Dari Rakyat Indonesia

Gambar dari  agolf.xyz .Sepucuk surat untuk membela Indonesia di tahun 2018 dari rakyat Indonesia. Teruntuk teman-teman di Indonesia. Teruntuk lapisan masyarakat Indonesia. Teruntuk atlet-atlet pahlawan Indonesia. Aku kirimkan sepucuk surat dari tanah jauh membawa ucapan yang tak dapat diungkapkan bibir. 18.8.18, bukankah itu adalah tanggal yang cantik seperti palindrome? 17.12.3, tanggal dimana aku menulis sepucuk surat ini dibantu dengan teknologi. 17.12.31, akhir tahun semakin dekat. Apa artinya? Kepada yang membaca surat terbuka ini, tanggal-tanggal di atas adalah ketikan jemariku yang menghitung. 28 hari menuju akhir tahun dan 8 bulan 15 hari menuju #AsianGames2018. Harapan akhir tahunku begitu sederhana. Aku hanya berharap semangat dari rakyat Indonesia untuk #BelaIndonesia. Kita adalah #EnergiAsia yang sembunyi dalam waktu, tertidur dalam suar merah, dan mimpi dimalam berbintang. Saatnya Indonesia bangkit melalui dukungan kita semua. ...

Mengapa Aku Rindu?

Riwayat pendosa menanam cinta Seiring langkah mulai lelah Menanti harapan pupus tak diarah Pun jauh dari kegelisahan pembawa resah Meniti rasa yang semakin memuncak Pun memupuk hingga raga tenggak arak Rasa manis yang menghilangkan jarak Gila hingga menipu otak Cinta pembawa petaka Mengaitkan dengan rindu terasa Menusuk dengan karang derita Terbakar hingga tersisa bara Mengapa aku rindu? Pada hati bertuan malu Yang tertawa mengarah palu Kepadaku yang perlahan remuk